Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI Grace Natalie Dukung Capres yang Punya Komitmen

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan tetap mendukung bakal calon presiden/wakil presiden yang paling mendukung dan siap berkomitmen untuk melanjutkan semua pekerjaan serta program-program Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

topmetro.news – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan tetap mendukung bakal calon presiden/wakil presiden yang paling mendukung dan siap berkomitmen untuk melanjutkan semua pekerjaan serta program-program Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

Hal itu di ungkapkan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI Grace Natalie didampingi Ketua DPW PSI Sumatera Utara (Sumut) sekaligus Bacaleg DPR RI Nezar Djoeli, aktivis Irma Hutabarat yang juga bacaleg DPR RI di Dapil Sumut 2, dan pengurus PSI lainnya kepada sejumlah wartawan yang hadir, usai acara Bimtek Bacaleg DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota PSI se-Sumatera Utara, di Hotel JW Marriott Medan, Minggu (3/9/2023) sore.

Grace mengatakan, siapa pun calon pengganti Presiden Joko Widodo, PSI tetap mengarah ke calon yang paling punya komitmen untuk melanjutkan pekerjaan dan program-program Jokowi. Karena selama hampir 9 tahun ini, Presiden Jokowi sudah membangun tiang-tiang pancang pembangunan dan tidak lama lagi, 10-15 tahun negara kita akan sampai pada puncak bonus demografi.

“Jadi kalau kita tidak membangun di atas tiang-tiang pancang yang sudah dibangun atau mulai dari nol lagi dan tiang-tiang tersebut dicuekin atau tidak dipakai lagi, maka kita akan rugi. Kelewatan momen bonus demografi Indonesia, emas pasti nggak akan tercapai. Konsen kami ada di situ, siapa belum tahu. Kita masih memantau dan kita lihat dulu serta jangan buru-buru,” ungkap Grace Natalie.

Disinggung terkait konsolidasi PSI, Grace mengatakan, Pemilu 2024 tinggal 6 bulan lagi, sehingga pihaknya melakukan penguatan. Di Bapilu pihaknya memiliki tools, alat untuk membantu kerja-kerja bacaleg untuk lebih spesifik, agar tidak terlalu meraba-raba dalam kegelapan hingga ke data TPS, mana yang bisa bergerak, bisa menjadi prioritas, mana yang tidak usah disentuh karena buang waktu dan tenaga serta mana yang masih bisa diubah.

“Ini adalah sebuah pertandingan dengan jangka waktu tinggal 6 bulan. Jadi memberikan bimbingan, penguatan, penyamaan, platform sekaligus merapatkan barisan. Karena belakangan ini sudah mulai banyak hoaks, misinformasi. Intinya, pertemuan ini konsolidasi persiapan Pemilu agar dapat mengantarkan teman-teman caleg menjadi wakil rakyat yang membawa nilai-nilai anti korupsi dan anti intoleransi,” ungkapnya.

Untuk strategi PSI, Grace mengaku belum ingin menjabarkannya. Namun, pihaknya tetap konsen terhadap tools yang khusus dibuat hanya di PSI saja, tidak ada di lain tempat, agar para caleg dapat bergerak sampai melihat data per TPS. “Supaya pergerakannya lebih efektif dan efisien,” imbuhnya.

Mantan Ketua Umum PSI ini pun menjelaskan, Caleg PSI pada Pemilu 2024 berjumlah empat kali lipat dibandingkan Pemilu sebelumnya, sehingga Grace mengaku optimis dapat mengantarkan para calegnya duduk di parlemen hingga ke DPR RI, tanpa harus bayar mahar dan tanpa harus setoran dapat nomor urut cantik. “Jika ketahuan melakukan itu, seperti yang terjadi di Palembang, kita pecat orangnya,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPW PSI Sumut sekaligus Bacaleg DPR RI Nezar Djoeli menambahkan, pihaknya sudah memutuskan siapa yang akan maju untuk bertarung di Pemilu 2024 mendatang. “Ini masih Daftar Calon Sementara (DCS), belum Daftar Calon Tetap (DCT), tetapi kita sudah memutuskan siapa-siapa saja yang akan maju dan nomor urutnya tidak akan berubah lagi,” kata Nezar.

Ia mengungkapkan strategi kemenangan dirinya untuk maju menjadi wakil rakyat di DPR RI mendatang, selain melalui udara atau media, tentunya memperkuat Solidaritas Penggerak Pemilih (Soraklih), dari pembentukan infrastruktur partai, ranting, anak ranting, TPS, hingga relawan TPS.

“Karena kunci kemenangan di ‘grassroot’, meski secara ‘gimmick’ politik PSI bagus tanpa harus ‘grassroot’, namun kemungkinan tetap akan lemah. Tetapi saya yakin akan ada keterkejutan bahi dunia politik di Indonesia maupun di Sumut,” bebernya.

Sementara itu, aktivis sekaligus Bacaleg DPR RI Dapil Sumut 2, Irma Hutabarat mengungkapkan antusias dirinya bergabung di PSI. Ia menilai, PSI adalah partai masa depan, partai harapan dan partai di mana dapat memberikan solusi terkait masalah terbesar di Indonesia, yakni korupsi. Bukan hanya memberikan kesehatan gratis, tetapi juga anak-anak Indonesia ke depan dapat kuliah secara gratis.

“Ini partai yang memiliki program yang jelas dan memiliki platform yang kita usung bersama-sama. Kita sudah memiliki fondasi yang kuat. Jangan bingung memilih caleg, pilihlah caleg yang tidak koruptor dan pilih partai yang tidak menolerir korupsi, sesederhana itu. PSI lah satu-satunya menurut saya yang saat ini pantas dan maju untuk dipilih,” katanya.

Kemudian, lanjut Inang Irma, terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) yang sudah 11 tahun tidak kunjung disahkan, yakni RUU perampasan aset dan juga PSI ingin mengajukan RUU pembatasan uang kartal. “Jika tidak dibatasi maka negeri yang kaya ini akan dikorupsi habis-habisan. PSI maju untuk melawan korupsi dan meminta kader-kadernya untuk menyuarakan yang sama,” ujarnya.

Ia juga membeberkan strateginya menang di Dapil Sumut 2, yakni akan menyuarakan terkait masyarakat yang kekurangan air bersih dan juga hak-hak rakyat di daerah yang tidak ada yang menyuarakannya. “PSI mau menjaga dan membela hak-hak rakyat, termasuk kesehatan gratis,” tandasnya.

Hadir sejumlah tokoh nasional dari DPP PSI yang juga menjadi pemateri dalam kegiatan bimtek yang dihadiri ratusan caleg dari DPR RI, provinsi, dan kabupaten kota, Faldo Maldini (Sekretaris Bapilu DPP PSI), Grace Natalie (Wakil Ketua Dewan Pembina), Isyana Bagoes Oka (Plt Sekjen DPP PSI), Satya Chandra Wiguna (Ketua DPP PSI), Irma Hutabarat (Jubir DPP PSI), dan Rizka Puteri Abner (Wakil Sekretaris DPP PSI).

penulis | Erris JN

Related posts

Leave a Comment